Friday, September 29, 2006

our day

sekarang jadi lagi sipegadangan malam,didepan komputer. internetan. tidak merokok. tidak ada teman semacam kopi hangat (secara emang sampai sekarang belum ada ketertarikan menjadi perokok dan pengkonsumsi kopi, mungkin nanti?)baru nyadar sekarang jadi pengangguran sialan yang punya cita-cita mendung. kemaren bertekad resign dari kerjaan yang mengikat, keterikatan itu membunuh. ini bukan majas berlebihan dari kalimat mati. ini sajak-sajak pemalas riang, atas keterbatasan antar kekurangan.

tidak perlu ada program diet, karena simuka semakin tirus. heran koq perut yg membuncit? kata temen yang sok tau "itu karena kamu masuk angin". muka jerawatan. kata temen yang sok perhatian "itu karena kamu kurang tidur".jungkir balik! berputar dan sedikit berdansa dalam alunan lagu lama itu. ada senyum, hum sedikit meringis. dan melepas segepul nafas terengah. dompet kulit itu semakin usang, selalu dekap digenggaman saat langkah kaki ini melaju dalam debu dan partikel-partikel maya.

malam semakin larut, mendekati subuh. mata ini semakin terjaga bunyi tak.tuk.tuk.tak. irama tuts kibor berburu lafal.suasana violet meraung bersama keluh-keluhku atas celana jeans tidak nyaman.


kenangan selalu membuatku berlutut merindukannya...

Sunday, September 10, 2006

balik ke kota ini

balik lagi ke kota ini.
aku dengan kehambaran dan segumbar kerinduan.
aku seakan mati? menunggu senja yang selalu pergi bersama samudera jingga.
bercanda dengan teman yang menyimpan sejuta rahasia dan ambisi mati mengais sisa kehidupan.

balik ke kota ini.
capture kenangan kokoh di tiap sanggahan perih ingatan. aku selalu menarik nafas panjang dan menyimpulkan senyuman datar atas fitrah yang terurai dari untaian takdir sang langit. kan banyak yang harus dibahagiakan? kan banyak yang harus disenangkan? semuanya harus lebih dari rata-rata emosiku biar membumbung tinggi jauh menyambut masa teriknya mentari tak bercahaya.

aku belum kemana - mana.
masih diam disini.
bau pantaipun belum kucium.

Friday, September 01, 2006

Doa

katakan padaku
Tuhan.
hidup ini untuk apa?
katakan padaku
Tuhan.
nafas ini untuk apa?

mengapa perih yang slalu diajarkan?
mengapa duka yang selalu dirasakan?

jiwaku tak cukup kuat.
atas rasa yang kau cipta
keluh - keluh itu justru sahabatku
darahku terlalu nista untuk dikecap
aroma manusiaku. membendung
jauh seribu samudera jaraknya
denganMu

itu kalimat pelangi
yang sekilas kulihat dalam ruang mimpi
atau masa yang membayang

dan terbang jadi serpihan serpihan.
rintih

aku tidak menginginkan surga

ciptaanMu.
aku hanya ingin hidup sederhana
tidak perlu kerajaan emas itu. Tuhanku.
aku cuman ingin bahagia
yang tidak semu. atau semata detik.

aku tidak perlu anggur manis itu.
dan 1001 cerita. wahai aduhai. surga.
dan malaikat-malaikatMu
yang bau tubuhnya tak pernah kucium.

Tuhanku.
aku mencintaiMu.
walau caraku beda.
sipebosan yang benci keseragaman

bukankah Kau. menciptakan perbedaan.
dan jenis ?

ahh. aku hanya berdoa dalam keluh.
dan semua masih tanda tanya
abadi.

... Eternal Sunshine... Eternal Sunshine... Eternal Sunshine... Eternal Sunshine... Eternal Sunshine... Eternal Sunshine... Eternal..